Meminta ChatGPT OpenAI Menyunting Ceritaku tentang Bakat Nyanyiku yang Menyedihkan

Meminta ChatGPT OpenAI Menyunting Ceritaku tentang Bakat Nyanyiku yang Menyedihkan

Kisah sedih selalu gampang merayap tiba-tiba dalam ingatan. Entah kenapa tiba-tiba sampai kepikiran. Sekalipun dalam keadaan senang.

Minggu (25/12/2022) dalam perjalanan ke Guci, Tegal kami serombongan berkaraoke. Aku ikut juga bersenandung dengan agak ragu-ragu. Tiba-tiba, kuteringat kisah itu. Kisah yang traumatis.

Kisah itu sudah pernah kutulis di Facebookku. Baca di sini

Beberapa hari lalu kucoba chatBot chatGPT dari OpenAI.com. Sekarang aku kepikiran bagaimana jika tulisanku beberapa tahun lalu itu disunting sama chatBot ini.

Aku akses chat.openai.com.

Kutulis dikolom chat, bantu aku menyunting tulisanku. Dia bilang bersedia.

Kucopy tulisanku dari Facebook kemudian kupaste di kolom chat. Kemudian chatBot mulai menulis hasilnya. Berikut hasilnya:

Jangan Putus Asa, Selalu Ada Kemampuan yang Belum Ditemukan

Masa itu aku duduk di kelas 3 SMP. Waktu jam pelajaran seni, Pak Sentot, guru seni kami, mengabarkan bahwa minggu depan akan ada penilaian praktek seni. Siswa bebas menentukan apa yang akan dinilaikan, baik itu nyanyi atau bermain alat musik.

Aku merasa tidak berbakat dalam seni, jadi aku merasa frustasi saat mendengar kabar ini. Aku tidak tahu harus nyanyi atau bermain apa. Nyanyi saja sudah terasa sulit, apalagi bermain alat musik. Setelah berpikir keras, aku masih tidak bisa menentukan apa yang akan kusetorkan untuk penilaian.

Walau memang yang paling realistis adalah nyanyi, aku merasa ragu-ragu. Grup band yang sedang populer saat itu adalah Radja, dan tetangga ku sering memutar lagu-lagunya di sore hari. Aku memutuskan untuk mencoba menyanyikan salah satu lagunya, “Manusia Biasa”, yang ternyata relatif mudah diingat.

Hari penilaian akhirnya tiba. Cuaca cerah, langit biru, matahari terang benderang. Mungkin semesta ingin menyaksikan kegagalanku dalam menyanyi. Berbekal sebuah keping CD yang kupinjam dari tetangga, aku siap untuk dinilai.

Setiap siswa dipanggil satu per satu. Banyak juga yang bakatnya menyedihkan dalam hal olah suara, hingga tiba giliranku. Aku maju ke depan dan mengambil mikrofon yang tersedia. Tangan dan kaki gemetar saat melihat teman-teman di bangku masing-masing. Aku merasa menggigil.

Musik telah terdengar. Beberapa detik lagi, lirik pertama akan terdengar. “Seandainya ku bisa inginku petik bintang. Untukmu aku perse…”

Tiba-tiba musik berhenti. Klakep. Aku melihat wajah Pak Sentot yang kecewa. “Sudah sana kembali ke tempat duduk, latihan lagi,” ujarnya.

Aku kembali ke tempat duduk dengan wajah lesu dan malu. Aku merasa sakit hati, tapi aku tidak mau menunduk. Aku kembali ke tempat duduk dengan membusungkan dada dan kepala agak mendongak, agar airmata tak menetes di pipi.

“Oke anak-anak, pelajarannya sudah cukup. Waktunya sudah habis. Bagi yang belum dinilai, minggu depan harus sudah siap ya?” ujar Pak Sentot.

Minggu depan, adegan itu terulang kembali. Dengan gemetar dan menggigil yang sama, aku mengalami kegagalan yang sama dalam penilaian praktek seni. Rasa sakit dan malu yang sama terasa di hatiku.

Namun, setelah beberapa minggu, aku mulai merasa semangat lagi. Aku tidak mau terus merasa down karena kegagalan dalam menyanyi. Aku mulai mencari bidang lain yang mungkin cocok untukku.

Akhirnya, aku menemukan minatku di bidang olahraga. Aku mulai mengikuti kegiatan lari di sekolah, dan ternyata aku cukup baik di sana. Aku merasa bangga dengan kemampuan baru yang kudapatkan, dan aku tidak merasa tertekan lagi oleh kekurangan yang sebelumnya kurasakan di bidang seni.

Moral dari cerita ini adalah jangan merasa putus asa jika kita tidak memiliki bakat dalam satu bidang. Selalu ada kemampuan dan minat yang lain yang mungkin belum kita temukan. Terus berusaha mengembangkan diri, dan percayalah bahwa setiap orang memiliki bakat yang luar biasa di bidang lain.

END

Wow, sungguh menarik robotpun bisa ngasih pesan moral. Padahal tambahan itu tidak ada dalam cerita awal, chatBotnya mungkin inisiatif memberikan solusi untuk akhir ceritanya.

Kemudian, kuminta beberapa saran judul untuk cerita tersebut. ChatBot memberikan beberapa saran judul.

Berikut ini beberapa saran judul yang mungkin cocok untuk cerita Anda:

  1. “Kegagalan di Praktek Seni, Keberhasilan di Olahraga”
  2. “Menemukan Minat Baru di Luar Seni”
  3. “Tak Semua Orang Bisa Menyanyi, Tapi Semua Orang Bisa Sukses”
  4. “Jangan Putus Asa, Selalu Ada Kemampuan yang Belum Ditemukan”
  5. “Mengalami Kegagalan, Tapi Tetap Bangga”

Gokil! Enaknya, besok kuminta chatBot untuk ngapain lagi ya?

MasIpinArifin
MasIpinArifin
Penikmat Kopi Saset dan Mi Ayam.
comments powered by Disqus